Senin, 19 Agustus 2013

"Kesomplakan Media Mesir dan Kebegoan Yang Membenarkannya"


KESOMPLAKAN TELEVISI MESIR

By: Muchammad Wachid Romadlon

Televisi pemerintah kudeta sibuk meliput insiden terbakarnya kantor polisi cabang Al-Warraq. Dengan semangat, penyiar TV mengatakan, "Tuh, Dah kita lihat bersama. Orang ikhwan membakar kantor polisi."

Untuk mencari dukungan, Aiman Nur pun, pimpinan partai “Masa Depan Baru” ia telepon. Ia tanya, "Bagaimana tanggapan anda tentang insiden ini?"

Ternyata tanggapan justru diluar dugaan, malah Aiman membuka kedok media dan polisi: “Saya berani mengatakan bahwa pelakunya aparat kepolisian. Kalau mau, saya beritahukan siapa saja pelaku pembakaran itu”.

Mendengar tanggapan ini, telepon pun diputus oleh pihak televiisi.

(dagelan media, tapi nyata )

___

Aneh dengan media Mesir? Tidak. Tidak aneh. Yang aneh binti ajaib itu orang senewen yang membenarkan media seperti itu.

"Jangan percaya para pembunuh, jika membunuh terasa ringan baginya, maka berdusta lebih ringan lagi... !!" (Abdullah Haidir, Lc)

Catatan Kebohongan Media Mainstream Mesir
(Sinai Mesir)

Sebetulnya kekuatan Islamis Mesir sangat kuat dan banyak serta sudah bisa menang melawan kudeta militer. Buktinya 45 hari lebih mereka mampu bertahan, walaupun sudah dibunuh secara massal jumlah mereka malah makin banyak. Hanya saja media-media mainstream Mesir memusuhi mereka, tak ada yang berpihak pada mereka, yang ada mereka malah banyak membohongi publik.

Ada beberapa kejahatan sekaligus kebodohan fatal yang dilakukan oleh media-media Mesir untuk membohongi publik:

-Ketika demo pro Islamis berlangsung tak satupun yang meliput. Mereka malah menayangkan sinetron, komedi, drama, atau acara memasak. Lalu mereka mengklaim tidak terjadi apa-apa. Inilah yang terjadi ketika demo-demo anti kekerasan sebelum 30 Juni lalu.

-Kalaupun mereka turun ke lapangan, yang di-shoot bukan demonstran, tapi jalanan yang bukan tempat demo. Jelas saja sepi, tak ada apa-apa. Seperti yang dilakukan ON tv di Alexandria siang tadi.

-Ketika dua kekuatan menggelar demo, mereka men-shoot dan men-zoom massa pro kudeta yang tak seberapa sehingga kesannya banyak. Atau mereka memutar gambar-gambar lama demo 25 Januari 2011 dan mengatakan itu live. Contohnya demo tanggal 26 Juli lalu setelah Sisi mohon mandat kepada rakyat pendukungnya untuk memberantas "teroris". Skenario terbodoh mereka adalah kenapa sampai ada perbedaan siang dan malam antara Tahrir dan Istana Ittihadiyah pada satu waktu.

-Ketika laporan reporter di lapangan berbeda dengan wacana yang disampaikan di studio, mereka buru-buru memutus sambungan karena alasan kualitas suara yang tidak bagus. Inilah yang dilakukan oleh Nile Tv beberapa waktu lalu terkait penyerangan terhadap warga Mesir di Sinai. Studio menyatakan pelakunya adalah oknum bersenjata, tapi reporter melaporkan serangan datang dari pesawat Israel hingga akhirnya laporan sang reporter diputus.

Ada banyak lagi pembohongan publik dan kesalahan fatal yang dilakukan oleh media-media Mesir, termasuk fitnah dan kebohongan tentang Rab'ah el Adawiyah. Sayangnya mereka juga tidak berani fair dengan media-media lain. Beberapa media yang cukup objektif seperti Aljazeera, Quds, Misr25 dan lainnya ditekan penguasa dan kameramennya bahkan dibunuh karena menampilkan gambar sesuai realita.

Termasuk masalah data korban pembantaian Rab'ah dan Nahdah yang sangat tidak masuk akal. Hanya meninggal ratusan padahal mereka diserang tanpa ampun selama 12 jam bertubi-tubi dan lokasinya dibumi hanguskan. Ketika Masjid Rab'ah hangus dibakar media mana yang meliput? Tapi ketika gereja diserang, media meliputnya rame-rame dan membuat berita selebay mungkin.

Kejahatan serupa tak hanya dilakukan oleh media-media elektronik, tapi juga dilakukan oleh media-media cetak. Begitu banyak koran-koran milik pendukung rezim Mubarak, dari koran liberal hingga yang tak bermutu sekalpun yang terus diterbitkan untuk membodohi masyarakat. Maka sangat tepat strategi Islamis ketika revolusi 25 Januari selesai, mereka kemudian mendirikan Tv Misr 25, Amgad, dan beberapam chanel Islam yang kini ditutup rezim kudeta. Keberadaan media-media ini sangat penting sebagai sarana informasi yang akan mengimbangi dan mencounter kebohongan media-media sekuler serta mencerdaskan masyarakat. Ketika media-media itu telah dibredel, maka yang beredar hanya pembodohan dan penipuan publk.

Jadi tantangan terbesar saat ini sebetulnya bukan kekuatan tentara Sisi atau aksi brutal para preman dan polisi-polisi rezim Mubarak, tapi media yang sudah dikendalikan oleh kepentingan mereka dan terus melakukan pembodohan. Keberhasilan Tamarrud 30 Juni bukanlah pada realita, tapi ada pada wacana yang mereka jual terus menerus lewat media-media cetak dan elektronik.

***

Begini Cara Media Lokal Mesir Beritakan Pro Mursi
(Republika)

Pekan-pekan terakhir menjelang pecahnya pembantaian di Rabba al Adawiya, alun-alun tersebut diberitakan menjadi tempat berbagai penyakit aneh oleh media lokal.

Kantor berita milik pemerintah melaporkan, aksi duduk ribuan pendukung Presiden Muhammad Mursi tersebut dilaporkan penuh dengan penyakit karena kebersihannya yang kurang.

Tidak hanya itu, media pun menulis terdapat fatwa untuk mengijinkan warga yang belum menikah untuk berhubungan seksual demi mendukung jihad. Mereka pun menulisnya dengan jihad seksual. Ada juga pemberitaan tentang pesawat tanpa awak yang mencurigakan melayang di atas kamp para demonstran seakan memberi perlindungan.

Aljazeera menulis, penyakit kudis tidak pernah terjadi. Ungkapan jihad seksual ternyata hanya sebuah pertanyaan di laman facebook Ikhwanul Muslimin yang berkembang menjadi rumor. Sementara, drone yang terbang merupakan pesawat pembawa kamera untuk mengambil gambar unjukrasa.

Tuduhan dan pemberitaan tersebut adalah indikasi yang kuat  di media sosial, outlet pribadi, dan stasiun radio milik pemerintah, saluran televisi, dan koran sejak protes nasional meletus pada 30 Juni.

Sesaat sebelum kudeta Muhammad Mursi, media pemerintah negara mulai mengubah nama elit politik yang berkuasa. Mantan politisi pro Mursi cepat menjadi "teroris". Sebagian saluran publik mulai menjalani kampanye untuk mengubah citra publik Ikhwanul Muslimin dan cabang politiknya, Partai Kebebasan dan Keadilan, sebagai musuh negara.

Media Mesir cepat mencap Ikhwanul Muslimin sebagai "teroris" dengan penciptaan narasi sendiri. Media lokal pun mengembalikan IM kembali ke setengah abad penindasan di bawah penguasa.

Menurut HA Hellyer, seorang analis yang berbasis di Kairo di Brookings Institute, media Mesir tak banyak memberitakan aksi penembakan militer kecuali untuk menyebutnya sebagai melawan  teroris.

Hellyer mengatakan, "Tidak inisiatif untuk akuntabilitas atau penyelidikan [atas penembakan] karena liputan media."

Ahmed Tourk, seorang karyawan sebuah saluran kesehatan milik negara, menggambarkan, iklim politik dalam markas televisi pemerintah seperti yang dituduhkan sangat politis dalam mendukung rezim junta militer saat ini. "Sebagian besar  media pemerintah benar-benar bertentangan Rabaa," katanya tentang protes pro-Mursi kepada Aljazeera.

Menurut Tourk, penyiar negara dipaksa untuk tetap pada narasi yang jelas karena bias anti-Morsi  di antara beberapa wartawan dan tekanan dari pejabat pemerintah. "Beberapa produsen merasa buruk tentang apa yang terjadi di Rabaa, tetapi karena saluran, mereka hanya menyiarkan satu pendapat," katanya.
Read more »

Sabtu, 17 Agustus 2013

Risalah dari Mesir | Oleh Iman Santoso, Lc




RISALAH DARI MESIR

Oleh Iman Santoso, Lc 

Mesir adalah negeri para rasul as. Bapak para rasul Ibrahim as berkeliling dunia menyampaikan risalah tauhid. Negeri yang di singgahi adalah berawal dari Irak, Syam (Palestina, Siria Yordania dan Libanon) dan Mesir. Dari Mesir mendapatkan hadiah seorang putri pernama Hajar yang kemudian menjadi istrinya.
   
Dari pernikahan dengan siti Hajar maka lahirlah Ismail as yang merupakan bapak bangsa Arab. Kemudian dari keturunan Ismail lahirlah Rasulullah saw nabi terakhir sebagai rahmatan lil alamin.
   
Kemudian  datanglah  ke Mesir Nabi Yusuf as bin Ya’kub bin Ishak bin Ibrahim as (cicit nabi Ibrahim). Beliau mengajak keluarganya untuk datang ke Mesir. “ Masuklah ke Mesir insya Allah aman” (QS 12: 99)
   
Dan Nabi terbesar bani Israil dari Mesir, Musa as yang membebaskan kaumnya dari Firaun dan tentaranya. Firaun dan tentaranya di tenggelamkan Allah karena ingkar pada Musa as dan memusuhinya.
   
Pada saat cahaya Islam terbit yang dibawa oleh nabi dan rasul terakhir Muhammad saw , maka Mesir termasuk wilayah yang menerima Islam  dengan suka cita. Adalah  Amru bin Al-Ash ra. sahabat  Rasul saw. yang membuka Mesir,  menjadi pemimpinannya  dan juga wafat disana.
   
Pada masa kholifah Umar bin Khathab ra. memimpin umat Islam di Madinah, umat Islam disana pernah ditimpa kelaparan dan kekeringan, sehingga beliau dan umat Islam makan apa saja yang dapat di makan. Umar ra berkata, “Demi Allah aku tidak akan makan daging dan keju hingga Allah mengangkat bencana yang menimpa kaum muslimin”.  Kemudian Umar teringat dengan saudara-saudaranya se iman di Mesir. Dan Mesir adalah negeri dermawan yang akan mengulurkan tangannya dan akan memberikan yang  terbaik untuk menyelamatkan saudaranya di ibukota  Islam.
   
Umar ra kemudian menulis surat kepada  gubernur  Amru bin Al-Ash ra. yang redaksinya berbunyi sbb: ”  Bismilallahirrahmanirrahiim … Dari Umar bin Khathab Amirul Mukminin kepada ‘Amru bin Al-Ash…. Amma Ba’du, Tolonglah kami , tolonglah kami, tolonglah kami…. Wassalam”.
   
Setelah Amru membaca surat itu, kemudian beliau mengumpulkan penduduk Mesir untuk membacakan surat tersebut  di hadapan mereka, selanjutnya berkata, “ Demi Allah, aku akan mengirimkan satu kafilah makanan yang pertama singgah memberikan makanan kepadamu di Madinah dn berikutnya kepadaku di Mesir”.
   
Maka penduduk Mesir berduyun-duyun mendermakan hartanya. Mereka memberikan bantuan makanan dan unta. Kafilah makanan itu mengalir laksana aliran air dan berjalan laksana malam. Membawa kehidupan, kebaikan, rezeki, dan bantuan bagi ibukota Islam di Madinah.
   
Berbicara tentang Mesir, maka tidak sempurna jika tidak berbicara tentang Universitas tertua di dunia yaitu Al-Azhar. Awalnya adalah masjid Al-Azhar, yang berdiri  pada 7 Ramadhan 361 H (972 M), dan ditandai dengan melakukan  ibadah sholat Jum’at di masjid bersejarah tersebut. Maka menurut penanggalan hijriah, al-Azhar saat ini telah berumur 1073 tahun.

Masjid al-Azhar didirikan oleh Dinasti Fatimiyah, sebuah dinasti Syiah Ismailiyah yang berhasil memasuki Mesir dan menaklukkan Dinasti Ikhsyidiyah pada tahun 358 H. Pendirian masjid tersebut merupakan bagian dari mega proyek pembangunan kota baru yang kelak menjadi ibukota Dinasti Fatimiyah di Mesir, yaitu Kairo. Maka  sejarah al-Azhar tidak  terlepas dari sejarah kota Kairo.

Mencermati latar belakang pembangunan masjid al-Azhar oleh Dinasti Fatimiyah yang menganut paham Syiah, maka pada awal sejarahnya al-Azhar digunakan sebagai pusat penyebaran paham Syiah di Mesir.

Alhamdulillah, kemudian Allah Subhanahu Wata’ala.  menjadikan al-Azhar sebagai pusat keilmuan bagi Ahlu Sunnah. Adalah Shalahuddin al-Ayyubi, Sang Panglima Perang yang berhasil menaklukkan Dinasti Fatimiyah pada abad ke-6 Hijriyah. Keberhasilan tersebut berarti akhir sejarah bagi dinasti Syiah di Mesir, sekaligus menjadi titik mula sejarah baru bagi al-Azhar. Al-Azhar yang kemudian terus berkembang pesat hingga menjadi pusat keilmuan  paling berpengaruh di dunia Islam.

Di samping kedudukannya sebagai sebuah institusi keilmuan Islam, al-Azhar juga memiliki pengaruh besar dalam kehidupan politik. Pada masa dinasti Turki Utsmani misalnya, al-Azhar mempunyai semacam kekuatan untuk menentukan Gubernur Mesir dengan syarat-syarat tertentu. Al-Azhar juga bisa menurunkan sang gubernur bila terbukti tidak lagi amanah, adil dan bijaksana.

Di masa para penguasa Mesir Modern, mereka  berusaha melemahkan Al-Azhar dan berupaya agar dapat mengendalikannya. Seperti pada masa rezim Muhammad Naguib dan kemudian Jamal A. Naser. Bermula dari akhir 1952, dengan pengesahan undang-undang no. 180 tentang penghapusan wakaf swasta. Sebagai konsekuensinya, maka tanah-tanah wakaf yang menjadi sumber ekonomi utama al-Azhar dikuasai negara dan diserahkan kepada Departemen Perbaikan Pertanian. Rezim juga menghapus pengadilan-pengadilan syariah di Mesir, sehingga peran al-Azhar dalam praktek kehidupan rakyat Mesir semakin terbatas. Kemudian dikeluarkannya undang-undang no. 103 tahun 1961 tentang pengaturan ulang struktur al-Azhar. Undang-undang yang pada satu sisi mampu mengatur struktur baru bagi al-Azhar, namun di sisi lain menyebabkan kontrol negara atas al-Azhar semakin besar.

Pasca revolusi, berbagai usaha untuk mengembalikan citra, peran dan kedudukan al-Azhar di mata umat Islam terus diupayakan. Undang-undang independensi al-Azhar,  perubahan tata cara pemilihan  Syeikh Agung al-Azhar, termasuk sistem penunjukan Haiah Kibâr al-Ulamâ’adalah langkah-langkah awal menuju titik terang tersebut.

Hal lain yang harus mendapat perhatian para peneliti tentang Mesir adalah keberadaan dan peran jamaah Al-Ikhwanul Muslimun. Jamaah ini didirikan oleh Imam Hasan Al Banna pada Pada tahun 1928 pada saat itu beliau baru berusia 22 tahun. Al-Ikhwanul Muslimun adalah jamaah Islam terbesar di zaman modern ini. Seruannya adalah kembali kepada Islam sebagaimana yang termaktub dalam Al-Qur’an dan Sunnah serta mengajak kepada penerapan Syariat Islam dalam kehidupan nyata. Dengan tegar Jamaah ini  telah mampu membendung arus sekularisasi di Mesir, dunia Arab dan Islam.  Bahkan sekarang berhasil  memimpin Mesir. Dengan menempatkan putra terbaiknya menjadi presiden Mesir, Muhammad Mursi, presiden pertama di dunia yang hafizh Al-Qur’an.

Karya ilmiyah yang orisinil dan monumental Imam Hasan Al-Banna adalah  Majmu’ah Rasail (Risalah Dakwah), kumpulan ceramah dan pidato beliau yang kemudian dibukukan oleh murid-muridnya. Sedangkan tokoh-tokoh yang bergabung diantaranya adalah, syaikh Muhibbuddin Al-Khatib ulama hadits, syaikh Dr. Musthafa As-Siba’i ahli hukum, syaikh Amin Al-Husaini mufti Palestina, Ahmad Yasin Pendiri Hamas Palestina dll. Dan sekarang da’wah yang dirintisnya  sudah masuk  pada 70 negara lebih. Hampir tidak ada Gerakan Reformasi di dunia Islam yang tidak terpengaruh oleh jama’ah Al-Ikhwanul Muslimun.

Perhatian Al-Ikhwanul Muslimun yang dipimpin oleh imam Hasan Al Banna terhadap Islam dan umat Islam sangat besar termasuk umat Islam yang jauh dari Mesir, seperti Indonesia. Hal ini yang menjadikan beliau memimpin sendiri Komite Solidaritas bagi Kemerdekaan Indonesia. Dan utusan Indonesia  yang  berkunjung ke Mesir saat itu, yaitu  H. Agus Salim, Dr. HM Rasyidi, M. Zein Hasan dll mengucapkan terima kasih kepada imam Hasan Al-Banna atas dukungan untuk kemerdekaan Indonesia. ***
Read more »

"DARAH MEREKA DARAH KAMI JUGA !!" Besok Ahad Aksi Besar-besaran di Monas



Darah suci muslimin dan rakyat tak berdosa terus tertumpah... ribuan melayang... Mesir berduka.

HADIRILAH Aksi Peduli Kemanuisaan "Menentang Pembantaian di Mesir" bersama Komite Nasional untuk Kemanusiaan dan Demokrasi Mesir (KNKDM).

Wujud peduli kita 

"DARAH MEREKA DARAH KAMI JUGA !!"

Waktu:
Ahad, 18 Agustus 2013
08.00 - 12.00

Tempat:
Monas - HI
(Masuk lewat pintu patung kuda/indosat)

Orasi Tokoh Nasional:

1. DR Hidayat Nurwahid
2. KH. Hilmi Aminuddin
3. KH. Bachtiar Nasir (MIUMI)
4. Habiburrahman El Shirazy (Sastrawan)
5. Opick (Musisi)
6. Oki Setiana Dewi (Artis)
7. Makarim Wibisono (Diplomat)
8. Tokoh LSM dan Ormas
9. Dll

Pakaian:
Setiap peserta membawa bendera merah-putih
Pakain bebas sopan
Ajak keluarga sanak saudara sebanyak-banyaknya


Kontak Person Aksi:
Dr. Agus Setiawan
(081212864411)
Read more »

Jumat, 16 Agustus 2013

Donatur Timur Tengah Bangun Masjid di Purworejo


Para donator dari Timur Tengah menghadiri peresmian Masjid Markaz Al-Anshor Purworejo. (Foto: Gunarwan)

PURWOREJO (KRjogja.com) – Para penyandang dana atau donator dari negara Timur Tengah, yakni Arab Saudi berhasil membangun Masjid Markaz Al-Anshor di Desa Krandegan Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo. Masjid yang berdomisili di Kompleks Pondok Pesantren (PP) Nuurul Waahid itu, diresmikan, Kamis  (15/8/2013) dan dihadiri para donator.

Syaikh Da’yun, salah seorang penyandang dana dari Arab Saudi berharap, masjid ini akan menjadi makmur dan dapat mencetak penghafal Al-Quran. “Keberadaan masjid ini saya harapkan dapat membantu dan mencetak masyarakat menjadi saleh, dan menjadi tempat untuk mengkaji ilmu Islam,” katanya.

Pada kesempatan itu Pengasuh PP Nuurul Waahid KH Syaifudin menegaskan, bahwa keberadaan masjid ini bukan semata milik pesantren, namun milik masyarakat umum. “Siapa saja bisa dan boleh menggunakan masjid ini,” katanya.

Dijelaskan pula, bahwa masjid ini nantinya akan menjadi Masjid Madrasah Aliyah (MA) Nuurul Waahid Krandegan, yang merupakan pengembangan dari pesantren,” katanya seraya menambahkan, masjid ini juga akan menjadi sarana pengkaderan pemuda Islam dan pembinaan akhlak Islami.  (Nar)

http://krjogja.com/read/183866/donatur-timur-tengah-bangun-masjid-di-purworejo.kr
Read more »

Hari Ini Jutaan Rakyat Indonesia Tumpah Ke Jalan Solidaritas untuk Mesir


"Tak perlu menjadi warga Mesir untuk bisa berempati. Cukuplah kamu menjadi manusia saja." (Erdogan)

Berbagai komponen dan elemen masyarakat Indonesia dari berbagai penjuru kota dan propinsi hari ini, Jumat 16 Agustus 2013, akan turun ke jalan dalam Aksi Damai Solidaritas Kemanusiaan untuk Mesir.
Pembantaian rakyat sipil oleh junta Militer Mesir pada Rabu lalu (14/8) yang telah menewaskan ribuan dan melukai puluhan ribu membuat seluruh dunia mengutuk junta Militer yang telah mengkudeta Presiden sah Muhammad Mursi.
Ketua PBNU Said Aqil dan Ketua DMI Jusuf Kalla dalam keprihatinannya telah menyerukan Umat Islam untuk sholat ghaib bagi korban yang meninggal pada peristiwa pembantaian keji tersebut.
Dan hari ini, jutaan rakyat Indonesia yang cinta damai akan turun ke jalan menyeruakan solidaritas atas Bencana Kemanusiaan yang sangat memilukan itu.
Di ibu kota Aksi Solidaritas akan dimulai dengan sholat Jumat di Masjid Istiqlal dan dilanjutkan longmarch ke Kedubes AS dan PBB.
Di Yogyakarta, massa aksi akan berkumpul di Malioboro di depan gedung DPRD DIY pukul 13.00 dan dilanjut longmarch ke Titik Nol.
Solo,  Aksi Damai Solo untuk Mesir, kumpul di Sriwedari SIANG jam 1.
Bandung, start di PUSDAI jam 11.30.

Kota Pahlawan Surabaya ngumpul depan DPRD kota Surabaya. Jam 12.30. Jum'atan di TKP.
Di belahan Sumatera: Medan start shalat jum'at di Masjid Agung Medan. Palembang di Bundaran Air Mancur Masjid Agung. Pekanbaru, Aksi solidaritas Mesir di Tugu Selais depan kantor walikota, sholat Jumat di Masjid Arrahman. Lampung: aksi solidaritas Mesir 13.00, rute: masjid Taqwa-Tugu Gajah.
Di Sulawesi, Aliansi Rakyat Sulsel Untuk Mesir akan berkumpul di Flyover Km 4 Makassar.
Di Kalimantan, Pontianak Jam : 14.00 s.d selesai. Kumpul : Di Plaza MTQ Untan (ex cafe Nineteen).
Dan masih banyak lagi kota-kota tempat aksi
Read more »

Ketua PBNU: Umat Islam harus mendukung Mursi yang dipilih secara sah dan demokratis


JAKARTA -- Tragedi pembantaian massal terhadap warga sipil yang dilakukan militer Mesir tidak hanya cukup sampai sebatas keprihatinan. Umat Islam di seluruh dunia perlu melakukan suatu langkah konkret dalam berkontribusi.
Ketua PBNU, Said Agil mengatakan, setiap muslim wajib menunjukkan solidaritasnya kepada saudara-saudara mereka yang dibantai di Mesir.
Umat Islam yang diibaratkan dalam hadis sebagai satu batang tubuh, harusnya ketika satu anggota tubuh sakit, maka yang lain akan ikut merasakan.
Demikian juga halnya dengan tragedi pembantaian Mesir, umat Islam diseluruh penjuru dunia harus ikut merasakan dan ikut membantu hingga masalah tersebut segera tuntas.
"Kita wajib memberikan dukungan, sekurang-kurangnya melalui doa. Kekuatan doa itu sangat dahsyat," kata Said kepada Republika, Kamis (15/8).
"Saya menhimbau kepada umat Islam agar membacakan qunut nazilah disetiap shalat fardhu, bahkan di dalam khutbah Jumat. Doa untuk Mesir bisa dibacakan dalam doa khutbah kedua," sambungnya.
Said menambahkan imbauan ini telah dilaksanakan dan disosialisasikan oleh para da'i anggota IKADI di seluruh Indonesia. Pun, ia  mengimbau kepada umat Islam terutama kepada ormas-ormas Islam agar berperan aktif dan menjadi pelopor terdepan dalam menyuarakan solidaritas kemanusiaan bagi Mesir.
Ormas harus aktif mendesak pemerintah Indonesia agar menyatakan sikap. Indonesia sebagai negara dengan umat Islam terbesar di Dunia harus menampakkan perannya bagi Mesir.
Menurut Said, ada tiga hal yang menonjol dari tragedi kemanusiaan di Mesir. "Pertama kemanusiaan, apa yang mereka (Militer Mesir) lakukan telah mencedrai nilai-nilai kemanusiaan.

Kedua, anti-kudeta. "Jika Militer terus berjalan berarti membiarkan kudeta," papar Said.
Sedangkan yang ketiga, demokratisasi. Said menegaskan umat Islam harus mendukung Mursi yang dipilih secara sah dan demokratis.

*http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/08/15/mrkllt-ketua-pbnu-umat-islam-baca-qunut-nazilah-untuk-mesir
Read more »

Kamis, 15 Agustus 2013

ACT Akan Segera Kirim Tim Kemanuasiaan ke Mesir

SOS SYRIAdakwatuna.com – Jakarta.  Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) melalui akun Twitter resminya, 14 Agustus 2013 menyatakan akan mengirimkan tim bantuan kemanusiaan ke Mesir dalam rangka memberikan bantuan atas pembantaian pemerintahan kudeta pada pendukung presiden terpilih Mesir Muhammad Mursi.
“Kami segera kirim tim bantuan kemanusiaan ke Mesir, dunia berduka atas tragedi kemanusiaan di Mesir,” demikian pernyataan Dody  CHP ketua Tim SOS Egypt
ACT menyatakan bahwa masyarakat dapat menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk Mesir melalui Bank BSM nomor rekening 1010005557, BNI Syariah nomor rekening 0096110239, Permata Syariah nomor rekening 701621239,  Muamalat nomor rekening 3040023015, dan BCA nomor rekening 6760300860, semuanya atas nama ACT.
Kondisi di Mesir dikabarkan sedang dilakukan jam malam selama satu bulan. Rumah sakit lapangan dan gudang obat telah dibakar oleh tentara dan polisi sehingga tenaga medis kesulitan memberikan bantuan.
Pun begitu, ambulans dan tenaga medis juga diancam pembunuhan jika memberikan bantuan medis pada pengunjukrasa yang terluka.
Juru bicara Ikhwanul Muslimin, Jihad Al Hadad menyampaikan bahwa sejumlah petugas medis di rumah sakit di Rabi’ah Al Adawiyah terjebak di lantai 3 rumah sakit, sementara polisi membakar lantai 1 rumah sakit. Demikian kondisi paramedis di Kairo.
Sebelumnya, menghadapi tragedi pembantaian di Rohingya dan Suriah, tim Aksi Cepat Tanggap telah mengirimkan bantuan kemanusiaan serupa. (sbb/dkw)
Read more »

 

KABAR DPC

KIPRAH KEWANITAAN